20
Dec
13

20-12-13, 09.27 wib, jakarta

Semalam memang kondisiku lebih lumayan dibanding sebelumnya. Ketika tidur pun aku mencoba untuk menerima kenyataan kalau pagi hari nanti, keadaan belum senormal biasanya. Seperti tidur-tidurku 2 bulan belakang ini, aku selalu terbangun di tengah-tengahnya. Mungkin tidurku belum senyenyak dulu. Semalam aku terbangun lagi. Dan bangun dengan tetap dia yang terbersit pertama kali. Bayangannya seakan menyatu dengan isi kepalaku. Berapa kali aku terbangun, selalu dia yang pertama hadir di kepalaku. Entah apa artinya. Buruknya, dalam otakku malah hal negatif yang muncul. Bayangannya dengan seseorang lain itu kucoba hapus dengan mimpi-mimpi indah yang terus kurajut hingga sekarang. Hingga mataku mulai terpejam kembali.

Ya, kuakui aku memang masih merajut terus harapanku. Aku bukannya hidup dalam bayangan masa lalu. Aku bukannya mengingat-ingat kejadian indah di antara kami dulu. Tapi aku mencoba merangkai kemungkinan indah di masa depanku. Normal bukan bila aku memiliki keinginan terbaik yang bisa aku tata?

Aku masih menginginkan membangun rumah impian kami. Membereskan semua yang masih kacau. Kusen yang harus diganti, jendela yang harus diperbaiki, toilet yang harus diperiksa, pancuran kamar mandi yang rusak, membeli kembali pompa yang dicuri, memilih pagar yang cocok dengan selera kami, meninggikan tembok belakang, hingga membereskan kemungkinan genteng rusak yang membuat bocor di kamar belakang. Aku juga ingin mempercantik sisa tanah yang mungil itu. Ingin kutanami dengan tanaman yang sudah kuminta padanya. Ada pandan, suji, belimbing wuluh, dan tanaman bumbu dapur di tanah belakang. Di depan aku ingin menanam pucuk merah untuk membuat rindang rumah itu. Dan di tembok samping, aku ingin menanaminya dengan tanaman tembok layaknya yang ada di Museum Bank Indonesia.

Aku juga masih ingin membangun keluarga kecil yang bahagia, Keluarga yang kami bangun dengan cinta dan semua berlandaskan cinta. Sehingga perbedaan apapun di dunia, bisa kami satukan bersama atas nama cinta dalam keluarga kami kelak. Aku juga masih ingin membesarkan anak-anak darinya. Menjadi pendamping yang selalu mendukungnya di kala dia berada bawah maupun di atas. Menjadi tetangga yang kerap berbagi masakan hasil karyaku. Tetap menjadi anak yang sayang pada orang tuaku dan menjadi menantu yang tak kalah sayang dengan mertua dibanding pasanganku. 

Ideal sekali bukan. Tapi bukannya hidup ini berawal dari mimpi? Dan aku beranikan diriku untuk terus bermimpi. Mimpi ini yang akan menjadi kekuatanku untuk mencoba mewujudkannya. Toh dulu ketika aku ada pun itu melalui masa-masa perjuangan. Dari beribu-ribu sperma, hanya satu sperma yang berhasil hidup bersama ovum. Itulah aku. Sama dengan semua orang di dunia ini. Jadi wajar kan kalau aku masih terus berusaha untuk sesuatu yang aku yakin baik untukku? 

Untukmu di sana. Marilah kita bangun lagi mimpi kita dulu. Saling mendukung di antara kita untuk membangun masa depan yang pernah kita sama-sama pandang. Aku bukannya ingin memaksanya. Oleh karena itu, aku membuat janji itu. Ketika ia siap, dan aku belum dengan siapa, datanglah padaku. Karena aku masih menerimanya tanpa syarat apapun dan menjaga cintaku padanya. Membangunnya dan mendukungnya sama dengan dia mendukungku. Kelak, kami akan saling mengisi.


0 Responses to “20-12-13, 09.27 wib, jakarta”



  1. Leave a Comment

Leave a comment


December 2013
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031