10
Aug
17

Binar

WhatsApp Image 2017-08-10 at 9.26.14 AMNamamu Binar. Engkau lahir tepat setahun yang lalu. Oh, bukan. Detik ini, ketika ibu sedang mengetik tulisan ini, setahun lalu kau belum hadir. 10 jam dari waktu yg sama saat ini, baru ibu melihat bayi yang hanya bisa menangis di atas dada ibu. Kau hanya bisa menangis saat itu. Kemudian diam dan mulai mengeluarkan sedikit erangan. Tak kuat ibu menahan air mata memandang keajaiban tuhan yang sudi untuk Ia titipkan di tangan ini. Kau begitu mungil. Kau begitu menawan.

Binar, sekarang kau bukan lagi bayi kecil itu. Dalam setahun, kau tumbuh menjadi bocah kecil yang tiap harinya mampu memancing setiap senyum ibu. Senyuman kecil yang bahkan hadir ketika ibu terpaksa melihat foto atau videomu di sela-sela pekerjaan kantor. Tak rela rasanya kehilangan setiap momen yang terjadi atas dirimu. Memang sungguh tak mudah bagi ibu untuk meninggalkanmu setiap hari. Tapi semoga ini adalah keputusan terbaik yang mampu untuk ibu berikan saat ini.

Binar, tawamu, leluconmu, tingkah lakumu, manjamu, pelukanmu, setiap inchi yang ada pada dirimu begitu mempesona ibu. Kau ibarat udara yang tak sanggup untuk ibu hidup tanpanya. Kasih tulus tersirat jelas dari raut mukamu yang lucu. Maaf apabila ibu belum bisa menjadi ibu yang sempurna untukmu. Karena sesungguhnya, bersamamu adalah pembelajaran berharga yang tak akan pernah usai.

Binar, sudah pasti kebahagiaan selalu mengelilingi ibu ketika kau ada di samping ibu. Kebahagiaan lain yang berbeda dengan yang lain. Kebahagiaan yang dirasakan mungkin oleh hampir seluruh ibu di dunia ini. Kebahagiaan yang melahirkan doa-doa khusyuk yang ibu panjatkan padaNya. Meminta agar engkau kelak menjadi manusia yang berguna untuk banyak orang. Meminta agar ibu mampu menjadi orang tua yang terbaik untukmu.

Binar, hari ini genap setahun kau membersamai kami. Tetaplah tersenyum dan tertawa anakku. Ibu akan selalu mengelilimu untuk menjagamu, menyayangimu. Binar, anak kesayangan ibu. Tumbuhlah engkau bersama bintang yang cemerlang, bersama matahari yang menyinari, bersama bulan yang indah. Tumbuhlah menjadi anak yang bahagia. Itu saja.

 

12
May
14

sama-sama

Sekarang baru bisa kukatakan, wajar apabila orang terjatuh. Bahkan bisa jadi dia terjatuh dengan cara yang sangat bodoh sekalipun. Aku merasakannya. Menjadi orang bodoh yang terus menerus diteriaki tapi dengan pongah menutup telinga dengan kapas yang sudah lama tak terpakai. Membela hal yang sebenarnya tak perlu dibela. Menyayangi sesuatu yang seharusnya tak pantas disayang. Berulang kali ditendang, tapi aku masih saja sudi untuk terus memandang.

Aaahh… sudahlah. Tak perlu terus menerus kuingat hal itu. Cukup untuk menjadi pelajaran hidupku. Saat ini aku sangat bahagia. Bagaimana tidak. Semua kurasakan begitu menyenangkan. Kami berdiri dalam satu jalan yang sama. Kami bergandengan tangan untuk sebuah tujuan yang sama. Dan satu lagi yang sangat kuhargai, kami sama-sama berjuang untuk sebuah hubungan yang kami inginkan.

Mungkin untuk sebagian orang, arti sama-sama itu tidak terlalu berarti. Tapi bagiku, itu sebuah pemicu untukku berani dan terus yakin atas apa yang sedang kujalankan. Aku tak sanggup lagi harus berjuang sendirian atas segala hal. Aku tak mau lagi menjadi pembuat keputusan untuk segala hal yang seharusnya didiskusikan bersama. Aku ingin sama-sama.

Dan melalui dirinyalah kutemukan hal itu. Bersamanya, bukan hanya rasa nyaman yang kurasakan. Tapi juga rasa aman. Nyaman atas hubungan kami dan aman atasnya.

Terima kasih untuk semuanya. Hubungan ini memang bisa dibilang seumur jagung.Tapi insyaallah semua akan berjalan seperti apa yang kita impikan. Dengan segala kesadaranku, aku memilihmu dan mempercayaimu menjadi imamku.

Depok, 12 Mei 2014

Image

11
Apr
14

catatan kecil pertama

Aku menyayangimu dengan sangat. Seperti air mata yang enggan untuk keluar, namun akhirnya tak tahan untuk dibendung.

Aku menyayangimu dengan sangat. Seperti matahari yang mulai redup namun kembali tergantikan dengan sinar sang rembulan.

Aku menyayangimu dengan sangat. Seperti pucuk bunga yang malu untuk keluar namun dihembus hingga akhirnya mekar.

Aku menyayangimu dengan sangat. Seperti tanah basah yang menolak kering dan akhirnya terpapar oleh panas dunia.

 

Ya… Aku sangat menyayangimu. Layaknya anak manusia yang kembali mengerti arti kasih dan merasakan perasaan sayang yang begitu tulus.

 

Terima kasih untuk semuanya 🙂

22
Dec
13

dan ternyata gong nya di sini, semoga

Gak pernah rugi punya sahabat. Bahkan aku merasakan sesuatu yang kuat menarikku dari kebingunganku “hanya” dengan obrolan singkat lewat whatsapp.

“Shim, jangan memaksa apapun. Kalau lo yakin jalan lo sama nug ya sudah, lo jalani tanpa perasaan berat di hati, tapi ikhlas di hati. Tidak mengeluh ketika ada hambatan. Konkritnya ketika lo memang yakin jalan lo sama nug, gak ada lagi perasaan kuatir. Lo percaya bahwa dia bisa jaga hati lo. Lo percaya bahwa dia pun akan temukan jalan agar kalian bisa bersama. It takes two to tango. Butuh bareng2 untuk narik bebannya. Kalau beban berdua ditarik sendiri pasti berat banget”

Kata-kata ied inilah yang membuat aku sangat tenang hari ini. Ya, aku terlalu kuatir. Padahal aku yakin bahwa dia orangnya. Aku terlalu banyak mengeluh walau aku yakin, bahwa nug lah jalanku.

Ini yang menjadi bebanku berhari-hari. Aku terlalu banyak protes. Hatiku sudah membimbingku. Tapi aku terlalu sering diperbudak oleh perasaanku. Dan konyolnya, aku seakan-akan menikmati itu semua. Memeliharanya dalam kepalaku dan berhasil menyiksaku selama ini.

Kata-kata ied membuka mata dan pikiranku. Berkomunikasi atau tidak, itu bukan masalahnya. Tapi bagaimana aku seharusnya terus mengikuti hatiku.

Dan akhirnya, (semoga) kebimbanganku akan menghilang dari sekarang. Ini dia jawaban yang aku cari selama ini. Ied menutupnya dengan sebuah kata-kata indah lagi

“Tegas sama hati lo dan jangan manjain perasaan lo. Pokoknya ikuti hati lo. Feeling manusia itu sangat bisa diandalkan shim. Kitanya aja harus peka sama hati kita sendiri. Apa yang sudah digariskan untuk lo pasti akan nemuin lo gimana pun caranya”

21
Dec
13

21-12-13, 17.29 wib, depok

Ingin sekali kukatakan padanya. Ayam, cobalah lagi seperti dulu. Tanya pada orang tuanya, apakah mereka menerimamu? Kalau memang tidak, kembalilah padaku. Walau orang tuaku juga belum menerimamu, tapi aku punya keyakinan atas hubungan kita. Kamu berpikir bahwa posisiku sama dengan dia. Tapi bukannya kamu juga melihat bagaimana usahaku agar kita bisa bersatu. Kembalilah padaku. Beranikan dirimu untuk maju. Apa aku terlalu berlebihan dalam pintaku? Setiap hal yang kita lakukan bersama adalah modal kita untuk berjuang bersama.

Kalau boleh aku meminta, lakukanlah seperti yang kamu lakukan dulu. Kalau orang tuanya menerimamu tanpa syarat, artinya aku harus mundur. Tapi kalau sebaliknya, aku masih menerimamu ayam. Akan kupertahankan dirimu dan kutunjukkan pada keluargaku dan keluargamu kalau kita memang layak bersatu.

21
Dec
13

21-12-13, 08.00 wib, depok

21-12-2011

Hari yang membahagiakan. Amat sangat. Bagaimana tidak? Aku mendapatkan seseorang yang bisa berbagi dalam cinta. Aku berikan cinta padanya. Dengan sepenuh hatiku, aku merasa dialah yang selama ini aku cari. Dia pun merespon dengan hal yang sama. Kami sedang jatuh cinta di awal-awal hubungan kami. Perhatian, kasih sayang, semua jelas terlihat. Aku menerimanya dengan tangan terbuka.

21-12-2012

Satu tahun telah berlalu. Walau banyak liku dalam hubungan beda keyakinan kami, kami masih bisa bersatu. Tadi malam, aku memberikan sebuah hadiah padanya. Frame foto-foto dari momen indah yang kami lakukan berdua. Bolak-bolik aku harus ke tempat cetak foto karena desainku yang sulit di-fix-kan dengan ukuran foto. Hujan rintik-rintik sore kemarin. Tapi tidak membuat aku goyah untuk memberi surprise untuknya pada 12 malam tadi. Aku bahagia ketika dia bahagia menerima hadiah dariku. Itu adalah ungkapan kecil bagaimana aku sangat nyaman di sampingnya. Malam di cevest, dia tersenyum. Aku pun juga bahagia. Satu tahunku begitu karenanya. Walau kami masih sembunyi-sembunyi, tapi aku melihat keindahan besar yang akan terjadi di kemudian hari.

21-12-2013

Aku bangun dengan perasaan kalut. 2 hari ini aku pontang-panting mencari obat depresi yang sulit sekali ditemukan. 2 hari lalu, aku sudah memutari setengah apotik di depok untuk mencarinya. Kemarin aku jelajahi benhil dan sisa setengah dari depok. Nihil. Obat itu sulit ditemukan. Sebagaimana kata psikiaterku, kalau memang sulit, coba ke RS dharmawangsa. Kucari di google map, dimana RS itu berada. Ternyata, RS dharmawangsa adalah Rumah Sakit Jiwa. Mungkin memang jiwaku sedang rusak. Aku akan naik motor kesana hari ini. Lumayanlah jauh untuk membuang waktuku hari ini. Aku sangat takut menghadapi hari-hariku yang sendirian. Sabtu minggu, selasa rabu. Aku takut dengan hari libur. Aku seperti orang gila. Semalaman aku menangis merasa sendiri. Tidak ada orang yang mencoba, hanya mencoba, untuk mengerti apa yang kurasakan. Selalu saja terbersit pemikiran untuk menyelesaikan saja hidup ini. Toh yang mungkin mengerti aku hanya tuhan.

Seharusnya aku kembali saja padaNya. Miris kan shim hidupmu? 2 tahun lalu, 1 tahun lalu, tahun ini. Kau bahkan mencari obat depresimu sendirian. Betapa menyedihkan hidupmu. Tak ada yang secara aktif menolongmu.

21-12-2013,  7.58 am

Namun aku terus saja berlirih. Kembalilah padaku. Aku sangat mencintaimu. Cintai aku. Sayangi aku. Kasihi aku. Tak perlu lebih. Hanya sama dengan cinta, sayang, dan kasihmu dulu. Itu saja

21
Dec
13

21-12-13, 05.20 wib, depok

Beberapa jam belakangan ini emosiku sangat tidak terkendali. Menyadari bahwa kenyataannya hidupku memang menyedihkan.

Bagaimana tidak. Seseorang yang sayang padaku lebih memilih diam atas kondisiku saat ini. Aku hampir kehilangan kesadaranku (kalau menolak disebut gila). Pontang-panting aku mencari obat depresi untukku. Sendiri. Memilih untuk tidak tahu apa yang harus dia lakukan sementara aku di sini tercabik-cabik emosi dan batinku. Mana yang kamu bilang sayang? Apakah ini bukti rasa sayangmu padaku? Sedikit saja, berusahalah membuatku tenang.

Aku memang mengenal dia 2 tahun ini. Apa yang dia lakukan sekarang, kuakui memang karakternya. Aku terlalu berharap lebih. Berharap kekuatan cinta akan membuat dia berbeda. Karena saat ini, untuk kesekian kalinya kuakui, aku membutuhkannya. Aku gila tanpanya. Ya… aku gila.

20
Dec
13

bagus

Bagus… sekarang semua orang senang. Orangtua, kakak2ku senang karena karena sekarang aku gak lagi sama nugroho. Semua orang senang. Nugroho senang karena sekarang dia sudah punya perempuan lain. Senang. Semuanya senang. Bahagia. Tertawa. Mungkin senyum dan rasa syukur gak pernah lepas dari wajah mereka. Tinggal aku sendiri di sini. Menangis di bawah kesenangan mereka.

Bagus… teruslah bersenang2. Biarkan aku menangis. Sendirian. Tanpa siapapun yang mencoba, hanya mencoba, untuk mengerti apa yang kurasakan. Sendirian. Hanya berteman kesedihan dan air mata.

Bagus…

20
Dec
13

20-12-13, 19.59 wib, depok

Perasaan terbuang itu tiba-tiba muncul lagi. Aku merasa kecil, tak berharga, dan dienyahkan begitu saja. Apa artinya aku bagimu? Aku menangis kembali sama persis dengan rasa yang penuh dengan kenegatifan. Aku tenang ketika di sisimu. Aku oleng tanpamu. Apakah kamu tahu itu? Bahkan kemarin aku seperti orang gila. Aku naik kereta gondangdia dan hanya terdiam sampai bogor baru kembali ke depok. Aku layaknya orang putus asa. Tolong aku. Aku bahkan tak tahu lagi apa yang harus aku ucap. Apakah yang kulakukan selama ini tak membuatmu berani mengambil keputusan kembali? Tolong aku. Aku butuh kamu ayam. Aku sakit. Aku menangis. Tolong aku

20
Dec
13

20-12-13, 09.27 wib, jakarta

Semalam memang kondisiku lebih lumayan dibanding sebelumnya. Ketika tidur pun aku mencoba untuk menerima kenyataan kalau pagi hari nanti, keadaan belum senormal biasanya. Seperti tidur-tidurku 2 bulan belakang ini, aku selalu terbangun di tengah-tengahnya. Mungkin tidurku belum senyenyak dulu. Semalam aku terbangun lagi. Dan bangun dengan tetap dia yang terbersit pertama kali. Bayangannya seakan menyatu dengan isi kepalaku. Berapa kali aku terbangun, selalu dia yang pertama hadir di kepalaku. Entah apa artinya. Buruknya, dalam otakku malah hal negatif yang muncul. Bayangannya dengan seseorang lain itu kucoba hapus dengan mimpi-mimpi indah yang terus kurajut hingga sekarang. Hingga mataku mulai terpejam kembali.

Ya, kuakui aku memang masih merajut terus harapanku. Aku bukannya hidup dalam bayangan masa lalu. Aku bukannya mengingat-ingat kejadian indah di antara kami dulu. Tapi aku mencoba merangkai kemungkinan indah di masa depanku. Normal bukan bila aku memiliki keinginan terbaik yang bisa aku tata?

Aku masih menginginkan membangun rumah impian kami. Membereskan semua yang masih kacau. Kusen yang harus diganti, jendela yang harus diperbaiki, toilet yang harus diperiksa, pancuran kamar mandi yang rusak, membeli kembali pompa yang dicuri, memilih pagar yang cocok dengan selera kami, meninggikan tembok belakang, hingga membereskan kemungkinan genteng rusak yang membuat bocor di kamar belakang. Aku juga ingin mempercantik sisa tanah yang mungil itu. Ingin kutanami dengan tanaman yang sudah kuminta padanya. Ada pandan, suji, belimbing wuluh, dan tanaman bumbu dapur di tanah belakang. Di depan aku ingin menanam pucuk merah untuk membuat rindang rumah itu. Dan di tembok samping, aku ingin menanaminya dengan tanaman tembok layaknya yang ada di Museum Bank Indonesia.

Aku juga masih ingin membangun keluarga kecil yang bahagia, Keluarga yang kami bangun dengan cinta dan semua berlandaskan cinta. Sehingga perbedaan apapun di dunia, bisa kami satukan bersama atas nama cinta dalam keluarga kami kelak. Aku juga masih ingin membesarkan anak-anak darinya. Menjadi pendamping yang selalu mendukungnya di kala dia berada bawah maupun di atas. Menjadi tetangga yang kerap berbagi masakan hasil karyaku. Tetap menjadi anak yang sayang pada orang tuaku dan menjadi menantu yang tak kalah sayang dengan mertua dibanding pasanganku. 

Ideal sekali bukan. Tapi bukannya hidup ini berawal dari mimpi? Dan aku beranikan diriku untuk terus bermimpi. Mimpi ini yang akan menjadi kekuatanku untuk mencoba mewujudkannya. Toh dulu ketika aku ada pun itu melalui masa-masa perjuangan. Dari beribu-ribu sperma, hanya satu sperma yang berhasil hidup bersama ovum. Itulah aku. Sama dengan semua orang di dunia ini. Jadi wajar kan kalau aku masih terus berusaha untuk sesuatu yang aku yakin baik untukku? 

Untukmu di sana. Marilah kita bangun lagi mimpi kita dulu. Saling mendukung di antara kita untuk membangun masa depan yang pernah kita sama-sama pandang. Aku bukannya ingin memaksanya. Oleh karena itu, aku membuat janji itu. Ketika ia siap, dan aku belum dengan siapa, datanglah padaku. Karena aku masih menerimanya tanpa syarat apapun dan menjaga cintaku padanya. Membangunnya dan mendukungnya sama dengan dia mendukungku. Kelak, kami akan saling mengisi.




April 2024
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930