Archive Page 2

19
Dec
13

19-12-13, 22.15, depok

Bertemu dengan psikiater tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Hari ini bahkan untuk kedua kalinya aku bertemu dengannya. Ada petuah bijak memang dari kata-katanya. Tapi tetap, tujuanku hari ini adalah mendapatkan resep obat darinya yang sudah dia janjikan sebelumnya.

Walau tujuanku adalah obat, akhirnya pun mengalir setiap detail kisah dalam hidupku di depannya. Sang dokter sepakat dengan apa yang diucapkan ayam. Ambil keputusan apapun yang membuat aku nyaman. Lakukan apapun yang membuat aku nyaman. Saat ini fokuslah pada diriku sendiri dulu.

Kuakui aku tidak siap mental untuk permasalahan yang satu ini. Dari 2 tahun lalu aku memutuskan berhubungan dengannya, walau belum ada keputusan mau menikah beda agama, aku sudah sedikit demi sedikit menyiapkan mentalku. Entah itu tidak disetujui orang tua, ditolak oleh orang tuanya, dianggap negatif di mata banyak orang, dan kemungkinan-kemungkinan buruk yang lain. Jadi ketika aku maju ke orang tuaku tempo hari, aku tidak terlalu terpukul. Karena aku sudah membuat pertahanan untuk hal itu.

Tapi untuk yang satu ini lain. Aku benar-benar tak pernah berpikir akan ada orang lain di antara kami. Aku tak pernah membayangkan akan muncul pria atau perempuan lain. Itu yang membuatku sangat terpukul. Karena selama ini, aku tidak pernah menyiapkan mentalku untuk mengatasi tantangan ini.

Aku jatuh memang. Karena itu akhirnya aku lari ke psikiater. Berharap ada pertolongan medis yang bisa menolongku. Semoga, hari-hari ke depanku semakin cerah daripada hari ini.

Kalau memang berjodoh, akan selalu ada jalan menujunya. Kalau kata psikiaterku, kalau memang jodoh gak akan kemana. Walau kamu gak ada komunikasi, pasti akan balik lagi. Gak berkomunikasi jangan diartikan pasrah secara pasif ya. Gak berkomunikasi bisa jadi kamu aktif untuk menolong dirimu.

Jadi, jangan sampai ada kekhawatiran lagi dalam diriku akan takut dilupakan kalau aku gak berkomunikasi dengannya. Kemarin pas masih berkomunikasi saja hasilnya malah lebih buruk kan. Kita coba untuk metode yang satu ini.

 

18
Dec
13

18-12-13, 19.48 wib, depok

Hari ini kuputuskan untuk memutus komunikasi dengannya. Karena aku merasa, komunikasi di antara kami lebih sering menimbulkan konflik. Sadar atau tidak, kami saling menyakiti. Aku melakukan ini bukan karena aku tak sayang padanya. Atau tak lagi mengharap dengannya. Aku hanya tak ingin menyakitinya juga tak mau menyakiti hati lagi. Aku terlalu rapuh untuk menghadapi masalah yang satu ini.

Selama ini, aku menjalin komunikasi karena aku takut apabila aku tidak berhubungan dengannya, dia akan semakin jauh dariku. Dia akan melupakanku. Tapi lihat sekarang, kami sering bersitegang karena komunikasi kami yang tak lagi nyaman. Hanya ada kecurigaan, emosi, amarah, dan tangisan. Sisanya, hanya ada sedikit tawa di antara semuanya.

Aku melakukan ini karena aku sangat menyayanginya. Aku tahu dia masih menyayangiku. Lirihannya malam itu ketika dia menyebut nama tuhan bersanding dengan kata sayang padaku, sudah cukup menjadi bukti bahwa cinta kami adalah cinta yang terus tumbuh karena tuhan.

Oleh karena itu, aku tak boleh terus menerus membuat hubungan kami menjadi sakit. Aku ingin ini menjadi memori indah dan menjadi semangat untuk kami melangkah ke depan.

Ayam, aku sangat menyayangimu. Tangisku keluar lagi malam ini. Tapi semoga, tangisku kali ini bukan tangis protes pada tuhan. Semoga tangis ini adalah tangis kepasrahan padaNya. Tangis yg bisa mengetuk hatiNya untuk mengangkat kita berdua dari kegelisahan. Ayam, ingat janji kita. Semoga tuhan memberikan yang terbaik untuk kita berdua. Apabila kita memang harus bersatu, akan selalu ada jalan menujunya.

Ayam, ketika hari itu memang tiba. Jangan meragukanku. Seperti yang kubilang, kita pasti bisa melewati semuanya. Karena ada aku, kamu, orang-orang yang percaya, dan tuhan di antara kita.

Ayam, sampai jumpa…

17
Dec
13

17-12-13, 8.34 wib, jakarta

Pagi ini aku terbangun dengan rasa yang sama persis aku rasakan hampir 2 minggu belakangan. Tanpa semangat dan ingin sekali mengakhiri hidup ini. Yang ada di kepalaku hanya ini, ini, dan ini. Entah berapa hela napas yang sudah kulepas. Berapa banyak air mata yang meluap. Dan sudah berapa bagian jiwa yang mendesak untuk keluar. Semua terasa hampa sekarang.

Luar biasa memang kehidupan ini. Hanya dengan satu hal, diri ini bisa sangat bahagia. Merasa bahwa seluruh kebahagiaan telah dimiliki. Hanya dengan satu hal pula, diri seorang hamba juga bisa sangat terpuruk. Merasa bahwa seluruh beban yang ditanggungnya terlalu berat untuk dipikul.

Apa yang Kau inginkan dariku wahai Sang Maha Besar? Kau kirimkan seseorang yang begitu sempurna di mataku. Kau berikan dia kasih sayang yang telah berhasil dia salurkan padaku. Aku menyayanginya. Walau saat itu aku masih bingung dengan rencanaMu. Mengapa Kau kirimkan seseorang yang berbeda keyakinan denganku. Namun saat ini, aku mencoba menangkap pesan dariMu. Dan akhirnya aku tersadar bahwa dia patut untuk dipertahankan. Walau sadarku terlambat. Apa yang Kau inginkan dariku wahai Sang Maha Kuasa? Kenapa aku mulai tersadar ketika aku mulai kehilangannya. Saat ini, aku hanya ingin mengikuti kata hatiku. Semoga Kau menuntun hatiku dengan terang dan cahayaMu. Kumohon Tuhan, hilangkan segala perasaan negatif dalam diriku. Kalau memang saat ini aku tidak bisa berada di sampingnya, ijinkan aku berada di belakangnya. BersamaMu yang tetap berada di sampingku untuk menjagaku. Hingga akhirnya dia sudi mengulurkan tangannya dan menerimaku menjadi seperti dulu lagi. Dan tetap, Engkau berada di samping kami.

16
Dec
13

16-12-13, 21.17 wib, depok

Dengan nama apapun Kau disebut. Tuhan, allah, yesus, bapa, budha, tian, atau apapun itu. Kau tetap tuhanku yang satu. Aku merasa kecil di hadapanMu. Aku lemah, aku tak berdaya tanpaMu. Dan kuakui, Kau lah yang maha besar.

Kau menjadikanku hingga menjadi aku yang sekarang. Tanpa restuMu mustahil aku berdiri saat ini. Tanpa cintaMu, tak mungkin aku bernapas saat ini. Tanpa pelukanMu, tak mungkin pula aku menangis saat ini.

Tuhanku yang satu, apa sebenarnya yang Kau mau? Mau Kau apakan diriku. Mau dibawa kemana aku ini. Kau tau aku lemah. Cukup. Aku sudah cukup. Apakah kita bisa istirahat sebentar? Biarkan aku mengambil napas dulu dan menyiapkan semuanya untuk bertarung lagi.

Ya tuhanku yang esa. Aku mencintaiMu. Aku menyayangiMu. Ampuni aku atas segaka dosaku. Tapi aku mohon. Cukup sampai di sini. Aku lelah tuhan. Peluk aku dan jangan pernah lepas aku lagi.

Tuhan, aku ikuti segalanya. Aku coba untuk berjalan. Aku ikuti apa mauMu. Sampai aku tau, sebenarnya apa yang Kau mau.

16
Dec
13

16-12-13, 6.08 wib, depok

Aku bahkan sulit sekali bernapas. Separuh jiwaku lepas. Aku ingin menangis. Tapi terkadang, air mataku terasa sudah kering. Aku ingin mengadu. Aku ingin menjerit. Jangan tinggalkan aku. Aku ada tepat di belakangmu. Menolehlah sedikit saja. Dan lihatlah aku yang mengemis padamu.

Jantungku serasa ditikam berulang-ulang. Sakit rasanya. Angkat aku. Aku mohon. Jangan biarkan aku sakit terus menerus. Sulit kutapakkan kakiku tanpamu di sisiku. Bawa aku entah kemana. Yang terpenting jangan meninggalkan aku sendirian.

15
Dec
13

15-12-13, 22.43 wib, depok

Entah apa yang terjadi dengan diriku. Aku merasakan tekanan besar menghimpit setiap waktu yang aku jalani. Yang aku rasakan sekarang hanyalah rasa hampa yang luar biasa menempel terus dalam diriku. Aku merasa sakit.

Seperti halnya orang lain. Aku tak ingin terus menerus seperti ini. Terpuruk dan tak jelas akan bagaimana. Aku telah berusaha. Tapi hati dan jiwaku tak bisa diajak kompromi. Bahkan seringkali fisikku menjadi lemah karenanya. Aku sadar aku tak seceria dulu lagi. Aku ingin seperti dulu. Tapi entah kenapa aku tak mampu.

Sering pening membuat kepalaku semakin berat. Ingin rasanya kubenturkan kepala ke tembok untuk mengurangi rasa sakitnya. Walau akhirnya aku hanya memukul-mukul kepalaku untuk membuat rasa sakit itu pergi sementara. Seringkali jantungku berdegub terlalu cepat. Hingga aku terkadang tak sanggup mengimbanginya dan menahannya hingga air mata yang berhasil menguranginya. Terburuknya kemarin ketika tanganku tiba-tiba tak bisa digerakkan. Aku sudah mencoba berkonsentrasi untuk memerintahkan tanganku bergerak. Tapi nihil. Mereka menolak perintahku.

Ada apa dengan diriku. Apakah aku menyiksa diriku sendiri? Apakah aku hanya orang bodoh yang terus menerus larut dalam masalah? Aku hanya ingin tenang lagi. Aku hanya ingin tersenyum lagi. Aku hanya ingin seperti dulu lagi. Aku hanya ingin kamu. Titik. Itu saja.

12
Dec
13

aku masih sangat membutuhkanmu

Aku tak tahan lagi. Ingin rasanya kuraih tanganmu dan kugenggam erat. Aku tak mau melepaskanmu. Aku membutuhkanmu. Dari semua tantangan yang datang di hubungan kita, ini yang tersulit untuk aku jalani. Aku tak sanggup kehilanganmu. Apa kamu tahu itu? 

Maafkan aku yang dulu sering menyepelekan hubungan kita. Menggantung pertanyaanmu. Itu semua bukan karena aku tidak sayang padamu. Saat itu aku lagi bingung. Lama memang kebingunganku akhirnya terjawab. Hampir 2 tahun. Dan sekarang, kamu semakin jauh dariku. Kumohon, kembalilah padaku. Kumohon

09
Nov
13

2

Ternyata cuma nomor 2

Setelah semua ini, semua ternyata hanya nomor 2

Sakit

Nomor 2 itu menyedihkan

Pilu

Sesak rasanya

Akhirnya mengering

Tak ada lagi basah

Dan yang tertinggal hanyalah diam

Aku tak percaya lagi dengannya

Dia berbeda

Karena adalah yang utama

Dan nomor 2 hanya bisa terpana dan merana

01
Jan
13

Semuanya Masih Sama

Ingat pertama kali kita mengikat janji? Tempat itu masih sama bukan? Bocor di sana sini. Bahkan koflik yang terjadinya pun tetap sama. Begitu juga makanannya dan pula setiap tangga yang kita tapaki tiap harinya. Semuanya tepat berada di posisinya masing-masing.

Jalanan ke arahku juga masih sama. Sempit, terkadang memaksa orang untuk mengerem mobil karena takut akan pinggirannya yang cukup dalam. “Kelok sembilan” pun juga masih setia menanti setiap mobil yang mau melewatinya. Mengantarku pulang di sabtu malam? Pasti akan ditemui pasar kaget yang tidak berubah tiap pekannya. Pertigaan “anjrut-anjrutan” itu juga tak berbeda. Tempat dimana kita sering jadikan patokan pertemuan untuk jalan-jalan kecil kita.

Bahkan laut itu juga masih sama. Walau dengan nama pantai yang berbeda, tapi masih dengan laut yang sama. Bentuknya masih sama. Pasirnya hampir menyerupai pasir yang dahulu kita pernah injak. Matahari yang terbenam juga sama dengan matahari yang dulu pernah kita pandang. Atau mungkin ombaknya pun hanya berpindah tempat.

Boneka itu juga masih berada di tempat yang sama. Foto itu juga masih di atas meja. Dan buku pemberian itu juga masih menumpuk di antara kertas-kertas yang lainnya. Lucunya panci memasak yang kau berikan juga masih dengan posisi semula ketika kita membereskannya. Dan juga rompi coklat itu juga masih menggantung di lemari dengan sangat rapinya.

Yah…. semuanya masih sama. Memori itu, pemberianmu, tiap langkah kita, bahkan mimpi-mimpiku. Belum mampu aku mengusirnya. Semua masih tertanam kuat di otak dan hatiku yang terdalam. Dan semua itu juga masih sama.

 

Depok, 1 Januari 2013

23
Dec
12

Depok, 23 Des. 12

Saat ini aku hanya bisa diam atas apa yang terjadi. Mungkin ada yang menganggap aku terlalu melankolis menanggapi ini. Tapi inilah aku. Seorang perempuan yang sedang belajar arti cinta, sekaligus juga mencoba untuk melepas cinta. Air mataku tak juga kunjung kering. Entah apa yang kutangisi. Bukan tentang dia bukan tentang yang lain. Aku hanya menangisi diriku sendiri. Aku menangisi kebodohanku. Ya.. aku memang bodoh.

Dia bagaikan sebuah hadiah indah yang telah allah beri padaku. Sesosok pria yang bahkan tidak pernah berani aku bayangkan. Seseorang yang dengan tulus menyayangiku, dengan segala jiwanya mencintaiku tapi begitu saja aku sia-siakan. Lihatlah aku. Seorang perempuan yang tidak memiliki kelebihan apapun. Fisikku jauh dari sempurna, mungkin juga otakku tak bisa dibilang gemilang. Tapi di sisinya, aku seperti wanita terbaik yang pernah ada. Dia mencintaiku apa adanya. Dengan segala kekuranganku, dengan sedikit kelebihanku. Dia tak pernah menyakitiku. Dan dia selalu ada di sampingku.

Dan sekarang, aku hanya bisa menangis selayaknya anak kecil yang direbut boneka kesayangannya. Bukan hanya dia sekedar boneka, tapi dia adalah boneka yang begitu berarti dalam hidupnya. Begitulah dia di dalam hidupku.

Allah telah mengirimmu padaku. Tapi allah terlalu menganggap aku kuat. Dia pasti berharap aku akan membuatmu lebih baik. Tapi sekarang, kamu menjadi terpuruk karena aku. Hadiah indah yang allah beri padaku, aku sia2kan dan aku tak mampu menjaganya. Jadi wajar bukan apabila kini allah mengambil kembali hadiah itu. Bukan karena salah allah, bukan karena salahmu, tapi semua karena aku. Aku yang diberi kepercayaan tapi aku juga yang mematahkan kepercayaan itu. Lalu, aku hanya bisa menangisi takdirku. Melihatmu melepas genggaman tangan perlahan. Berjalan pelan memunggungiku. Memberikan senyum perpisahan yang sedikit demi sedikit memudar. Membuyarkan segala mimpiku tentang kita. Dan mencoba melupakanmu demi segalanya.




May 2024
M T W T F S S
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031