Bertemu dengan psikiater tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Hari ini bahkan untuk kedua kalinya aku bertemu dengannya. Ada petuah bijak memang dari kata-katanya. Tapi tetap, tujuanku hari ini adalah mendapatkan resep obat darinya yang sudah dia janjikan sebelumnya.
Walau tujuanku adalah obat, akhirnya pun mengalir setiap detail kisah dalam hidupku di depannya. Sang dokter sepakat dengan apa yang diucapkan ayam. Ambil keputusan apapun yang membuat aku nyaman. Lakukan apapun yang membuat aku nyaman. Saat ini fokuslah pada diriku sendiri dulu.
Kuakui aku tidak siap mental untuk permasalahan yang satu ini. Dari 2 tahun lalu aku memutuskan berhubungan dengannya, walau belum ada keputusan mau menikah beda agama, aku sudah sedikit demi sedikit menyiapkan mentalku. Entah itu tidak disetujui orang tua, ditolak oleh orang tuanya, dianggap negatif di mata banyak orang, dan kemungkinan-kemungkinan buruk yang lain. Jadi ketika aku maju ke orang tuaku tempo hari, aku tidak terlalu terpukul. Karena aku sudah membuat pertahanan untuk hal itu.
Tapi untuk yang satu ini lain. Aku benar-benar tak pernah berpikir akan ada orang lain di antara kami. Aku tak pernah membayangkan akan muncul pria atau perempuan lain. Itu yang membuatku sangat terpukul. Karena selama ini, aku tidak pernah menyiapkan mentalku untuk mengatasi tantangan ini.
Aku jatuh memang. Karena itu akhirnya aku lari ke psikiater. Berharap ada pertolongan medis yang bisa menolongku. Semoga, hari-hari ke depanku semakin cerah daripada hari ini.
Kalau memang berjodoh, akan selalu ada jalan menujunya. Kalau kata psikiaterku, kalau memang jodoh gak akan kemana. Walau kamu gak ada komunikasi, pasti akan balik lagi. Gak berkomunikasi jangan diartikan pasrah secara pasif ya. Gak berkomunikasi bisa jadi kamu aktif untuk menolong dirimu.
Jadi, jangan sampai ada kekhawatiran lagi dalam diriku akan takut dilupakan kalau aku gak berkomunikasi dengannya. Kemarin pas masih berkomunikasi saja hasilnya malah lebih buruk kan. Kita coba untuk metode yang satu ini.
Recent Comments